[Lukisan Dirimu di Langit]
Aku ingat betul tiap inchi dari raut wajahmu, bagaimana kerut di pipimu itu terbentuk di kala kau tersenyum, warna kelam di bawah kelopak matamu itu, lengkungan bulu mata yang indah, dan setiap rasa yang tersirat di baliknya.
Aku juga masih ingat bagaimana caramu berfikir, caramu berintonasi, caramu berjalan, dan bagaimana caramu mencintaiku. Semuanya terekam jelas layaknya film dokumenter sejarah yang meninggalkan rasa perih. Aku ingat bagaimana diri ini tak pernah menyerah untuk memperjuangkanmu.
Tapi mau bagaimana lagi? Realita tak sesuai ekspektasi. Kita pernah bersama dan bersanding begitu kuat, namun sekarang semuanya rasanya mendung. Langit rasanya lupa untuk menambahkan warna kuning dan birunya. Semuanya terasa kelabu, sendu, dan aku yang rindu.
Dulu kita meratapi langit dan mentari berduaan. Mencoba menunjuk-nunjuk kesana kemari perihal bentuk apa yang terlintas ketika melihatnya. Namun sekarang aku tak bisa berimajinasi lagi, karena tiap kali aku melihat langit, ia melukiskan dirimu di sana.
Entah kamu dimana, dengan siapa, baik-baik saja atau tidak, bahagia atau engga, aku sering menitipkan doaku pada langit. Karena antara kau dan aku berada di bawah langit yang sama, cuman kali ini perasaan kita yang tak lagi sama.
ー Detra
#detrathoughts
Tidak ada komentar:
Posting Komentar