[Konsekuensi Dusta Dalam Cinta]
Saat kamu berbohong,
itu artinya kamu sudah siap ada cinta yang akan berkurang. Itu artinya kamu sudah siap ada langkah kaki yang tak lagi berjalan berdampingan. Itu artinya kamu sudah siap akan ada kisah yang tak lagi berjalan dengan baik. Itu artinya, seseorang yang kamu bohongi tak lagi begitu berarti.
Seringkali kita mengira, kebohongan akan membuat cinta di hati seseorang yang dibohongi berkurang. Padahal bukankah sering kita temui, seseorang yang begitu sering dibohongi, seseorang yang menangis di tengah malam yang sunyi, seseorang yang ingin melepas namun malah menerimanya kembali, tetap mempertahankan seseorang yang ia duga sebagai cinta sejati.
Itu karena, Sang Dusta tahu bahwa cinta adalah sebuah hal yang sakral, yang tak akan mampu apa pun unsurnya untuk berlaku buruk terhadapnya, maka dusta tak akan mungkin untuk mengintervensi cinta di hati yang tak melakukan kesalahan, apalagi mengurangi cinta di hati seseorang yang dibohongi. Namun Sang Dusta tak akan segan untuk mengurangi rasa cinta di hati seseorang yang membohongi.
Meskipun seseorang yang ia cintai telah berbohong berulang kali. Hanya karena William Shakespeare berkata bahwa “Perjalanan cinta sejati tidak pernah berjalan mulus.” Bukan berarti lukamu atas dustanya adalah bagian dari cinta sejati yang tak berjalan mulus. Cinta sejati memang tak pernah berjalan mulus, sebab dipenuhi rintangan untuk dihadapi berdua dengan kesetiaan di hati keduanya, bukan dihadapi hanya oleh dirimu seorang. Cinta sejati tak pernah berjalan mulus, yaitu saat dunia memberikanmu cobaan di mana jika salah satu merasakan duka, maka duka itu akan dirasakan bersama. Bukan malah duka itu disebabkan olehnya.
Maka harus kau tahu, ada satu hukuman yang tak seorang pembohong pun mampu untuk menghindarinya. Sehebat apa pun ia menyembunyikan kebohongannya, hukuman itu tetap tak dapat dihindarinya. Hukuman itu adalah, berkurangnya cinta yang ia miliki, tanpa ia sempat untuk menyadari.
Semakin sering ia berbohong, semakin besar pula cinta itu hilang dari hatinya. Padahal, cinta adalah rasa atas energi yang tak mudah didapatkan. Perlu waktu yang lama sebelum akhirnya kita dipertemukan dengan seseorang yang memicu agar cinta itu tumbuh.
Kebohongan besar atau pun kecil yang dilakukan berulang kali, membuat energi cinta yang kita miliki semakin menipis. Akibatnya, kita tak lagi bisa merasakan unsur romance berjalan dengan baik di dalam sebuah hubungan.
Dan saat romance terhenti, saat itulah sebuah hubungan tak sebaiknya dipaksakan tetap terjalin. Karena hanya akan kau temui siklus yang akan membuatmu lelah. Karena kau hanya akan menjumpai seorang teman yang mendengarkan ceritamu tanpa peduli lagi, sebab ia telah lelah mendengar keluh yang selalu sama. Pada akhirnya engkau bagaikan seseorang yang menyelami lautan harapan yang tak memiliki dasar kepastian. Semakin dalam kamu selami, maka permukaan semakin jauh kamu tinggalkan. Lalu kau terjebak di antara ketidakinginanmu untuk bertahan, namun terlalu jauh untuk kembali ke permukaan.
Demikianlah dusta itu bekerja. Jika cinta bagaikan rangkaian puzzle yang terbentuk utuh di dua hati anak manusia yang saling mencintai. Maka satu kebohongan yang kau lakukan kepadanya, bagaikan satu potongan puzzle yang terjatuh dari hatimu sendiri. Semakin sering kau berbohong, tak akan ada lagi potongan puzzle yang tersisa. Lantas cintamu pun melemah. Dan kau lebih tertarik kepada orang lain. Kau bagaikan menyusun rangkaian puzzle yang baru.
Itulah mengapa, seseorang begitu mudah melukai hati seseorang yang mencintainya, sebab cinta di hatinya, sudah tak lagi ada. Jika kau berhenti berbohong mulai saat ini, kau bukan hanya menyelamatkan hubungan yang ada, demikian juga kau menyelamatkan cinta di hatimu untuknya agar tetap ada.
— Ars
#Arstories
Tidak ada komentar:
Posting Komentar