Rabu, 23 Oktober 2019

[Tubuh Puisi]

Kau perkosa tubuh malam ini
puisiku bunuh diri; tak berani mengarungi
dari bilik; ia menyisir tangis paling mahir
pakaiannya adalah alat peledak lunturkan kata

Lalu jika sampai tergoda; binasa segala
semua akan tiba pada masanya
dari makna sampai ke kata pemanis cinta
sia-sia anak yang dicipta: pertanyaan?!

Kalau hujan mampu melupakan perannya
tak ada genangan yang mengenang
meredakan segala ditanggung—dijunjung
relung; hanya ada luka yang menggunung

Seumpama nyawa adalah senjata
biar ia berlari dan berkata-kata
pada pusara lapangkan dada
kita hidup untuk menabung retorika

— mesinketik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar