[Tubuh Puisi]
Kau perkosa tubuh malam ini
puisiku bunuh diri; tak berani mengarungi
dari bilik; ia menyisir tangis paling mahir
pakaiannya adalah alat peledak lunturkan kata
Lalu jika sampai tergoda; binasa segala
semua akan tiba pada masanya
dari makna sampai ke kata pemanis cinta
sia-sia anak yang dicipta: pertanyaan?!
Kalau hujan mampu melupakan perannya
tak ada genangan yang mengenang
meredakan segala ditanggung—dijunjung
relung; hanya ada luka yang menggunung
Seumpama nyawa adalah senjata
biar ia berlari dan berkata-kata
pada pusara lapangkan dada
kita hidup untuk menabung retorika
— mesinketik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar