Halaman kedua
Ternyata tak cukup satu saja
Aku masih perlu menuliskanmu
Beberapa bentuk kata
Tuan yang kini mungkin sudah bahagia
Munafik bila aku berkata
Bahwa hadirmu tak kunantikan
Bila tawamu tak kuharapkan
Pula candaanmu tak kurindukan
Kalau memang berkenan
Datanglah kapan-kapan
Seperti biasa dengan martabak
Sebagai kudapan
Bukan aku saja yang merindukan
Apa kau lupa dengan kawan-kawan?
Ah, rasa bersalah itu kembali naik ke permukaan
Setelah usai, mereka mempertanyakan
Kehadiranmu yang tak kunjung datang
Selama berbulan-bulan
Rasanya menyedihkan
Karena aku yang menjadi penyebab keretakan
Tuan, mari berdamai dengan pelan-pelan
Aku percaya waktu menyembuhkan
Maka akan kuberikan waktu selama dan senyaman yang kau butuhkan
#RiuhRedam
#HalamanHalamanSekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar